Pendidikan pada masa Rasulullah SAW. Sesuai dengan kondisi sosial
politik pada masa itu, dapat di bagi dalam 2 periode, yaitu: periode Mekah dan periode
Madinah.
1.
Periode Mekah
Sebelum
Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan islam
terhadap umatnya. Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk melaksanakan
tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta peran
sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan tahapan budayanya.
Muhammad mulai
menerima wahyu dari Allah sebagai petunjuk dan interuksi untuk melaksanakan
tugasnya, sewaktu beliau telah mencapai umur 40 tahun, Petunjuk dan instruksi
tersebut dalam surat Al A'laq ayat 1-5 yang berbunyi:
اِقْرَأْ بِا سْمِ رَبِّكَ خَلَقَ . خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ .
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ
الَأَ كْرَمُ . اَلَّذِ عَلَمَ بِالقَلَمِ . عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَا
لَمْ يَعْلَـُم
Artinya: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang
menciptakan manusia dari gumpalan dari gumpalan darah. Bacalah demi Tuhanmu
Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan apa-apa yang is tidak
ketahuinya.(Q.S. Al A'laq 1-5)
Kemudian disusul dengan
wahyu yang berikutnya, dan seterusnya yang merupakan pertama ditujukan kepada
Nabi Muhammad tentang apa yang harus dilakukan
maupun terhadap umatnya. Kemudian bahan materi itu beransur-ansur,
sedikit demi sedikit. Setiap beliau mendapat wahyu, segera ia sampaikan kepada
umatnya, diiringinya penjelasan-penjelasan dan contoh-contoh bagaimana
pelaksanaanya.
Nabi Muhammad SAW. mendidik umatnya secara bertahap, adapun
tahap-tahapnya yaitu: Pertama, tahapan sembunyi dan perorangan, pada
mulanya Rasulullah setelah mendapat wahyunya membimbing dan mendidik umatnya secara
sembunyi-sembunyi dan dilakukan terlebih dahulu di lingkungan sendiri dan di
kalangan rekan-rekannya, Karena itulah orang yang pertama menerima dakwahnya
adalah keluarga dan sahabat dekatnya.
Kedua,
Tahapan terangan-terangan, setelah beberapa lama, sekitar tiga tahun dahwah
islam disampaikan secara sembunyi, turunlah perintah Allah SWT. agar Nabi
melaksanakan dakwah secara terang-terangan. Perintah dakwah secara
terang-terangan dilakukan oleh
rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk
meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut,
banyak kaum Quraisy yang akan masuk islam.
Ketiga, Tahapan
seruan umum, hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada
keluarga dekat, kelihatannya belum maksimum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Maka Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang berfokus kepada
keluarga dekat beralih kepada seruan umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan
dalam skala Internasional tersebut, didasarkan kepada perintah Allah, surat
Al-Hijr ayat 94-95.
2.
Periode Madinah
Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan
diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy, tetapi juga sebagai taktik dan
strategi untuk mengatur dan menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan
lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuklah masyarakat baru yang
didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan
disempurnakan oleh Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT.
Rasulullah hijrah hari senin pada tahun 622 M, ada dua aktivitas
yang sangat penting yang beliau lakukan setiba di Madinah, yaitu:
a)
Mendirikan Mesjid
Dalam perjalanan ke Madinah Rasulullah singgah di Bani al –Najjar
pada hari jumat tanggal 12 Rabiul awal 1 H, bertepatan dengan 27 Desember 622
M. Tatkala unta yang beliau tunggangi berhenti dan menderum kakinya di hamparan
tanah di depan rumah Abu Ayyub, maka beliau bersabda, "Di sinilah tenpat
singgah insya Allah". Dan kemudian beliau pun menetap di rumah itu.
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW. di Madinah adalah membangun
masjid, di tempat menderumnya kaki unta yang ditungganginya dari Makkah.
Tanah tersebut dibeli Rasulullah dari pemiliknya, dan Rasulullah
ikut mengangkat batu pada saat mendirikan Masjid tersebut.
Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad Saw bersama kaum
Muslimin, untuk secara bersama-sama dengan kaum Muhajirin dan Anshor membangun
masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid dan mencerminkan
persatuan dan kesatuan umat. Di Masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai
berbagai urusan, mendirikan shalat berjama'ah, membacakan Al-Qur'an baik dalam
mengulang ayat-ayat yang sudah diturunkan terdahulu maupun membacakan ayat-ayat
yang baru di turunkan beserta pemahamannya. Dengan demikian, Masjid itu telah
merupakan pusat pembelajaran di kala itu.
b)
Pembentukan Negara Madinah
Aktivitas Nabi selanjutnya adalah membina dan mengembangkan
persatuan dan kesatuan masyarakat islam yang baru tumbuh tersebut, dalam rangka
mewujudkan satu kesatuan social dan satu kesatuan politik. Kaum Anshor dan Kaum
Muhajirin yang berasal dari daerah yang
berbeda dengan membawa adat kebiasaan yang berbeda pula sebelum bersatu
membentuk masyarakat islam, berasal dari suku-suku bangsa yang sering
berselisih. Di samping itu mereka berhadapan pula dengan masyarakat Madinah
lainnya yang belum masuk islam dan bangsa Yahudi.
Dalam mewujudkan persaudaraan yang lebih erat antara Muhajirin dan
Anshor dengan kaum Yahudi, Nabi Muhammad membuat perjanjian tertulis yang
berisikan pengakuan atas nama agama mereka dan harta benda mereka, dengan
syarat-syarat timbal balik. Dengan disahkan perjanjian tersebut maka Madinah
dan sekitarnya merupakan satu Negara yang makmur, Ibu kotanya Madinah dan
kepala negaranya adalah Rasulullah SAW. Pelaksanaan pemerintahan dan penguasa
mayoritas adalah orang-orang Muslim.
B.
Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
1.
Kurikulum dan Pelaksanaan Pendidikan di Makkah
a)
Kurikulum:
· Akidah: Rukun
iman mengEsakan allah dan melarang syirik kepadaNya.
· Syariah: hanya
Allah saja yang disembah, konsep hukum
· Akhlak: Konsep
Amar Maruf Nahyi Munkar
b)
Pelaksanaan Pendidikan di Makkah
· Secara
sembunyi-sembunyi atau rahasia: kepada kaum keluarga dan sahabat terdekat
seperti istrinya Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As Siddiq yang
berpusat dirumah Arqam bin Abi Arqam berlangsung selama 3 tahun.
· Secara
terang-terangan: Diperintah oleh Allah selama 10 tahun di tujukan kepada kaum
kerabat seperti keluarga Abdul Multhalib.
· Dakwah terbuka
kepada orang ramai
2.
Kurikulum dan Pelaksanaan Pendidikan di Madinah:
·
Perluasan Agama Islam
·
Institusi pengajian
·
Mempelajari bahasa Asing
·
Pendidikan untuk semua
·
Pendidikan membaca dan menulis
·
Pendidikan fizikal
·
Menulis surat kepada Negara lain
C.
Metode Pendidikan Islam
Metode
pendidikan pada masa Rasulullah, yaitu:
1.
Metode Graduasi (Penahapan)
Metode ini merupakan
metode al qur'an dalam membina masyarakat, baik dalam melenyapkan kepercayaan
dan tradisi jahiliyyah maupun yang lain. Oleh sebab al qur'an diturunkan kepada
rasul secara beransur-ansur. Maka tidak heran juga ketika nabi menerapkan
konsep tersebut dalam penyampaian pendidikannya.
2.
Metode Keteladanan
Ketika Rasulullah memberikan sebuah materi yang berkaitan pola
perilaku atau tingkah laku yang
berkaitan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, sebelum beliau
menyampaikan kepada peserta didik, terlebih dahulu beliau melakukannya dalam
perbuatan sehari-hari.
3.
Metode Aplikatif
Apabila
Rasulullah sudah memberikan teladan-teladan dalam ajaran-ajaran yang beliau
sampaikan kepada peserta didik. Maka pada gilirannya peserta pun langsung
mempraktikkan dan mengaplikasikan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan Nabi Muhammad SAW tidak sekedar menyampaikan materi
pelajaran saja, melaikan juga diamalkan.
4.
Metode Pengulangan
Metode
pengulangan menjadi salah satu metode yang dilakukan beliau, karena dianggap
perlu dan penting untuk dilakukan khususnya dalam materi pelajaran yang penting-penting.
5.
Metode Evaluasi
Sebuah metode
yang digunakan oleh Rasul dalam penyampaian materinya, dimana beliau tidak
hanya berhenti setelah memberikan materi kepada peserta didik, tetapi beliau
juga melakukan Monitoring dan Evaluating. Dalam hal ini, beliau
mengawasi dan mengevaluasi mereka, apabila terdapat kekeliruan beliau langsung
mengoreksinya.
6.
Metode Dialog
Metode
pendidikan Rasulullah SAW. selanjutnya yaitu dialog, tanya jawab. Dalam hal ini
Rasul, berperan sebagai penanya dan pendialog. Sementara peserta didiknya yang
diajak dialog.
7.
Metode Cerita
Metode ini
dikemas dengan cara bercerita. Untuk menanamkan ajaran-ajaran Islam kepada
peserta didik, Rasul seringkali menuturkan kisah orang-orang terdahulu.
D.
Pendidik
Seorang
Pendidik atau Guru adalah seseorang yang menjadi keteladanan bagi setiap
peserta didiknya, baik dari segi akhlak dan keilmuannya. Nabi Muhammad SAW.
adalah seorang pendidik pada zaman tersebut. Dalam menyampaikan ilmu-ilmu pengetahuan
pada peserta didik, Nabi Muhammad SAW tidak serta merta langsung memberikan
bahan materi yang ada. Namun, beliau
memberikan ilmu tersebut melalui sistem Pertahapan.
E.
Peserta Didik
Rasulullah
pertama mendidik, keluarga terdekat dan sahabat dekatnya seperti istrinya Siti Khadija, lalu sepupunya Ali bin
Abi Thalib, sahabatnya Abu Bakar, Zaid dsb. Kemudian menyeluruh pada beberapa
kaum Quraisy, orang-orang di daerah Makkah, Orang-orang Madinah dan menyebar hingga luar kota Makkah juga
Madinah.
·
Ramayulis, H, Dr, Prof. 2012. Sejarah Pendidikan Islam.
Jakarta: Kalam Mulya
·
DKK, Zuhairini, H. 2004. Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta:
PT Bumi Aksara.
·
http//theworldciah.blogspot.ae./2012/11/metode-pendidikan-pada-masa-rosulullah.html?m1#
·
http//fastnote.wordpress.com/kurikulum-pendidikan-zaman-nabi-muhammad-s-a-w/
0 Comment for "Periode pendidikan islam pada masa Rasulullah SAW"