Segala
persoalan dan problema yang terjadi pada remaja-remaja itu, sebenarnya
bersangkut-paut dan barkait-kait dengan usia yang mereka lalui, dan tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup. Dalam hal itu, suatu
faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja
adalah agama. Tapi sayang sekali, dunia modern kurang menyadari betapa penting
dan hebatnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia, terutama pada orang-orang
yang sedang mengalami kegoncangan jiwa, dimana umur remaja terkenal dengan umur
goncang, karena pertumbuhan yang dilaluinya dari segala bidang dan segi
kehidupan.
1.
Masa Remaja Awal (13-16)
Pada masa ini
terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya
kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan, kepercayaan agama yang
telah tumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan.
Kepercayaan kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang
menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya
2. Masa Remaja Akhir (17-21)
Masa remaja
akhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan
kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Yang berarti bahwa tubuh dengan
seluruh anggotanya telah dapat berfungsi dengan baik, kecerdasan telah dianggap
selesai pertumbuhannya, tinggal pengembangan dan penggunaannya saja yang perlu
diperhatikan.
Faktor-faktor
yang Mengindikasi Perkembangan Agama Pada Masa Remaja
Ada beberapa faktor mengindikasikan perkembangan beragama pada masa
remaja antara lain:
1. Pertumbuhan Fikiran dan Mental
2. Perkembangan Perasaan
3. Pertimbangan Sosial
4. Perkembangan Moral
5. Sikap dan Minat
6 Ibadah
7. Sikap Remaja dalam
beragama
Adanya beberapa indikasi atau mungkin karakteristik perkembangan beragama
diikuti perkembangan psikis dan fisik remaja seperti di atas, cukup
memperlihatkan perbedaannya dengan masa anak-anak. Perkembangan jiwa keagamaan
yang ditimbulkan oleh remaja karena pengaruh perkembangan dirinya itu dapat
dilihat lewat pengalaman dan ekspresi ke-agamaan yang tercermin lewat sikap
keagamaannya, antara lain sebagai berikut:
1.
Percaya
secara ikut-ikutan
Percaya
secara ikut-ikutan ini biasanya dihasilkan oleh didikan agama dengan cara
sederhana yang didapat dalam keluarga dan lingkungannya. Namun demikian kondisi
seperti ini hanya berlangsung pada masa remaja awal (usia 13-16 tahun), sesudah
masa remaja awal, kepercayaan remaja berkembang kepada cara yang lebih kritis
dan sadar sesuai dengan perkembangan psikisnya.
2.
Percaya
dengan kesadaran
Perkembangan
psikis dan pertumbuhan fisik yang sedang di alami remaja
Terjadinya
perubahan-perubahan dan gangguan-gangguan itu melahirkan timbulnya kegelisahan,
kecemasan, ketakutan bercampur aduk dengan rasa bangga, dan kesenangan serta
bermacam-macam pikiran dan khayalan, sehingga timbul daya tarik bagi remaja
untuk memperhatikan dan memikirkan dirinya sendiri.
Setelah
masa-masa kegoncangan dilalui remaja, sekitar umur 16 tahun, pertumbuhan
jasmaninya hampir selesai dan ia sudah
mulai matang berpikir disertai dengan bertambahnya pengetahuannya.
3.
Percaya
tapi agak ragu-ragu
Keragu-raguan
remaja terhadap agamanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Keraguan
disebabkan adanya kegoncangan dalam jiwanya karena terjadinya proses perubahan
dalam diri pribadinya, maka keraguan seperti ini dianggap suatu kewajaran.
b.
Keraguan
yang disebabkan adanya kontradiksi antara kenyataan-kenyataan yang dilihtnya
dengan apa yang diyakininya sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Keraguan tersebut antara lain karena adanya pertentangan ajaran agam dengan
ilmu pengetahuan, antara nilai-nilai moral dengan kelakuan manusia dalam
realitas kehidupan, antara nilai-nilai agama dengan prilaku tokoh-tokoh agama,
seperti guru, ulama, pemimpin, orang tua dan sebagainya.
Menurut zakiah darajat, kebimbangan itu disebabkan oleh dua faktor
penting, yaitu: keadaan jiwa orang yang bersangkutan, dan keadaan sosial serta
budaya yang melingkupinya.
Dari hasil penelitiannya W. Starbuck ditemukan penyebab timbulnya
keraguan itu, antara lain:
a)
Kepribadian,
yang menyangkut salah tafsir dan kelamin.
1)
Bagi
seseorang yang memiliki kepribadian instrovert, maka kegagalan dalam
mendapatkan pertolongan Tuhan akan menyebabkan salah tafsir akan sifat Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Misalnya: seorang remaja mohon penyembuhan
terhadap keluarganya yang sakit. Jika ternyata doanya tidak terkabul akan
timbullah keraguan tentang kebenaran sifat Tuhan tersebut.
2)
Perbedaan
kelamin dan kematangan merupakan pula faktor yang menentukan juga dalam
keraguan terhadap agama.
b)
Kesalahan
organisasi keagamaan dan Pemuka Agama.
c)
Pernyataan
Kebutuhan Manusia.
d)
Kebiasaan
e)
Pendidikan
f)
Percampuradukan
antara agama dan mistik.
4.
Tidak
Percaya atau Cenderung Atheis
Perkembangan
ke arah tidak percaya kepada Tuhan merupakan proses kelanjutan dan kebimbangan
yang dialami oleh remaja. Kalau keraguan remaja sudah memuncak dan sudah tidak
dapat diatasi lagi, maka bisa berakibat fatal, bisa mengakibatkan mereka tidak
percaya lagi kepada Tuhan (atheis). Kebimbangan umumnya terjadi bagi remaja
yang berusia antara 17 sampai dengan 20 tahun.
Sumber:
·
Jalaluddin.
2012. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
·
Ramayulis.
2013. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulya.
·
http://ifadah26.abatasa.co.id/post/detail/49451/perkembangan-agama-pada-remaja.html
0 Comment for "Perkembangan Agama Pada Masa Remaja"